Jack, demikian dia dipanggil. Laki-laki kecil berumur
tujuh tahun ini terlahir dari keluarga miskin. Ayah Jack seorang buruh kasar
dengan gaji pas-pasan, sementara ibunya sudah menghadap sang Pencipta ketika
berjuang melahirkan dirinya. Penderitaanya semakin sempurna, ketika sang ayah
jatuh sakit dan tidak mampu lagi bekerja.
Si Jack
kecil, terpaksa harus berjualan kue demi mengobati ayahnya. Sepulang sekolah,
ia menjajakan kue dari pintu ke pintu. Hingga suatu sore, ketika kue yang
dijualnya hanya tersisa satu buah saja, perutnya amat sangat kelaparan. Namun,
Jack yang kurus tidak berani memakan kue tersebut, mengingat yang dibutuhkan
saat ini adalah uang untuk membeli obat.
Tibalah Jack kecil disebuah rumah. Ia lalu mengetuk pintu
rumah tersebut bermaksud menawarkan kue. Tampak gadis kecil yang seumuran
dengannya membukakan pintu, Laura namanya. Jack lalu
menawarkan kue sambil menahan rasa sakit diperutnya karena lapar. Melihat raut
muka Jack yang memucat, Laura kecil bertanya kepada jack ”apakah kamu lapar?. Si jack kecil
hanya menganggukkan kepalanya tanpa berkata. ”Kenapa tidak kamu makan saja kue
itu?” Laura menyarankan. Sembari menggleng, Jack menceritakan perihal bapaknya yang
terbaring sakit dirumah dan membutuhkan banyak uang untuk menebus resep, jadi Jack
takut untuk memakan kue tersebut.
Laura kecil berlari ke dalam
rumahnya sambil menyuruh Jack menunggunya diteras. Namun bukan uang yang di
bawanya. Laura kecil membawa segelas susu dan berkata ”Saya tidak punya uang,
dan saya tidak mengiginkan kue itu. Tapi ini ada segelas susu untuk
menghilangkan rasa laparmu”. Diambilnya gelas berisi susu dari tangan Laura, Jack
meminumnya sampai habis, dan berterimakasih.
Dua puluh tahun sejak kejadian
itu, Laura telah tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik jelita. Tetapi,
dibalik kecantikannya, dokter memvonisnya menderita penyakit kanker leher rahim.
Karena keterbatasan biaya, Laura membiarkan penyakit yang menggerogotinya terus
bersarang dirahim. Sampai suatu hari, kesehatannya makin menurun dan dokter mengharuskan
Laura untuk operasi.
Dipilihlah sebuah rumah sakit di
pusat kota untuk mengoperasinya dengan harapan Laura akan mendapatkan subsidi
dari Pemerintah. Perutnya dibelah, dan penyakit kankernya diangkat. Operasi
berjalan sukses, dan Laurapun lolos melewati masa-masa kritis. Namun, Laura tak
berhenti berpikir, bagaimana cara dia membayar semua biaya operasi tersebut.
Lima hari pasca operasi,
kondisi Laura semakin membaik dan dia diperbolehkan pulang. Dengan
hati was-was, membayangkan tagihan rumah sakit yang sangat besar, Laura mendatangi
bagian administrasi. Dia menata hatinya dan berujar ”Dapatkah saya melihat
tagihan rumah sakit atas nama Laura?”. Petugas rumah sakit menjawab ”Laura kamar
21 B? Ini tagihannya, dan ini ada titipan dari seseorang” seraya menyerahkan
amplop kepada Laura.
Laura memberanikan diri
membuka amplop dan membayangkan nominal yang ada didalamnya dan berharap mampu
melunasinya, entah dengan cara apa. Sebab biaya operasi dan selama perawatan di
rumah sakit besar ini pasti amatlah mahal.
Pelan-pelan Laura membuka
tagihan dan dilihat dengan cermat. Berkali-kali ia mengamati kertas yang
dipeganganya seraya tak percaya melihat bahwa semua tagihan rumah sakitnya
telah dibayar lunas oleh seseorang. Bersama lembar tagihanya, ada secarik
kertas putih bertuliskan dengan tinta hitam ”Sudah Dibayar Dengan Segelas
Susu...Tertanda Dr. Jack.
Laura sangat terkejut, beberapa saat kemudian dia baru menyadari bahwa yang mengoperasi dan membayar lunas semuanya adalah Dr Jack. Ya...., Jack kecil kurus yang duapuluh tahun lalu telah diberinya segelas susu. Air mata haru Laura tanpa sadar menetes di pipi. Dicarinya Dr. Jack yang telah menyelamatkan nyawanya, untuk berterimakasih.
”Karena segelas susu Anda telah
menyelamatkan dua nyawa” kata Jack.
Ide cerita : Hitam Putih Trans7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar