Rabu, 24 Oktober 2012

Segelas Susu untuk Jack



Jack, demikian dia dipanggil. Laki-laki kecil berumur tujuh tahun ini terlahir dari keluarga miskin. Ayah Jack seorang buruh kasar dengan gaji pas-pasan, sementara ibunya sudah menghadap sang Pencipta ketika berjuang melahirkan dirinya. Penderitaanya semakin sempurna, ketika sang ayah jatuh sakit dan tidak mampu lagi bekerja.

Si Jack kecil, terpaksa harus berjualan kue demi mengobati ayahnya. Sepulang sekolah, ia menjajakan kue dari pintu ke pintu. Hingga suatu sore, ketika kue yang dijualnya hanya tersisa satu buah saja, perutnya amat sangat kelaparan. Namun, Jack yang kurus tidak berani memakan kue tersebut, mengingat yang dibutuhkan saat ini adalah uang untuk membeli obat.


Tibalah Jack kecil disebuah rumah. Ia lalu mengetuk pintu rumah tersebut bermaksud menawarkan kue. Tampak gadis kecil yang seumuran dengannya membukakan pintu, Laura namanya. Jack lalu menawarkan kue sambil menahan rasa sakit diperutnya karena lapar. Melihat raut muka Jack yang memucat, Laura kecil bertanya kepada jack ”apakah kamu lapar?. Si jack kecil hanya menganggukkan kepalanya tanpa berkata. ”Kenapa tidak kamu makan saja kue itu?” Laura menyarankan. Sembari menggleng, Jack menceritakan perihal bapaknya yang terbaring sakit dirumah dan membutuhkan banyak uang untuk menebus resep, jadi Jack takut untuk memakan kue tersebut.

Laura kecil berlari ke dalam rumahnya sambil menyuruh Jack menunggunya diteras. Namun bukan uang yang di bawanya. Laura kecil membawa segelas susu dan berkata ”Saya tidak punya uang, dan saya tidak mengiginkan kue itu. Tapi ini ada segelas susu untuk menghilangkan rasa laparmu”. Diambilnya gelas berisi susu dari tangan Laura, Jack meminumnya sampai habis, dan berterimakasih.

Dua puluh tahun sejak kejadian itu, Laura telah tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik jelita. Tetapi, dibalik kecantikannya, dokter memvonisnya menderita penyakit kanker leher rahim. Karena keterbatasan biaya, Laura membiarkan penyakit yang menggerogotinya terus bersarang dirahim. Sampai suatu hari, kesehatannya makin menurun dan dokter mengharuskan Laura untuk operasi.

Dipilihlah sebuah rumah sakit di pusat kota untuk mengoperasinya dengan harapan Laura akan mendapatkan subsidi dari Pemerintah. Perutnya dibelah, dan penyakit kankernya diangkat. Operasi berjalan sukses, dan Laurapun lolos melewati masa-masa kritis. Namun, Laura tak berhenti berpikir, bagaimana cara dia membayar semua biaya operasi tersebut.

Lima hari pasca operasi, kondisi Laura semakin membaik dan dia diperbolehkan pulang. Dengan hati was-was, membayangkan tagihan rumah sakit yang sangat besar, Laura mendatangi bagian administrasi. Dia menata hatinya dan berujar ”Dapatkah saya melihat tagihan rumah sakit atas nama Laura?”. Petugas rumah sakit menjawab ”Laura kamar 21 B? Ini tagihannya, dan ini ada titipan dari seseorang” seraya menyerahkan amplop kepada Laura.

Laura memberanikan diri membuka amplop dan membayangkan nominal yang ada didalamnya dan berharap mampu melunasinya, entah dengan cara apa. Sebab biaya operasi dan selama perawatan di rumah sakit besar ini pasti amatlah mahal.

Pelan-pelan Laura membuka tagihan dan dilihat dengan cermat. Berkali-kali ia mengamati kertas yang dipeganganya seraya tak percaya melihat bahwa semua tagihan rumah sakitnya telah dibayar lunas oleh seseorang. Bersama lembar tagihanya, ada secarik kertas putih bertuliskan dengan tinta hitam ”Sudah Dibayar Dengan Segelas Susu...Tertanda Dr. Jack.

Laura sangat terkejut, beberapa saat kemudian dia baru menyadari bahwa yang mengoperasi dan membayar lunas semuanya adalah Dr Jack. Ya...., Jack kecil kurus yang duapuluh tahun lalu telah diberinya segelas susu. Air mata haru Laura tanpa sadar menetes di pipi. Dicarinya Dr. Jack yang telah menyelamatkan nyawanya, untuk berterimakasih.

”Karena segelas susu Anda telah menyelamatkan dua nyawa” kata Jack.

 

Ide cerita : Hitam Putih Trans7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar