Rabu, 14 November 2012

Rumah Ramah Lingkungan



Rumah, idealnya bukan saja menjadi tempat berteduh bagi sang penghuni tetapi juga sebagai pusat segala aktivitas. Rumah menjadi cerminan sebuah keluarga dari generasi kegenerasi berikutnya. Rumah juga harus memenuhi unsur kesehatan bagi penghuni maupun lingkungan sekitar. Ya, rumah sehat dan ramah lingkungan. Sebuah konsep rumah ideal di tengah padatnya hunian.
Prinsip pengembangan perumahan idealnya juga melihat pada aspek ramah lingkungan, yaitu adanya keseimbangan ekosistem atau keseimbangan alam. Prinsip ini terpeta dalam syarat AMDAL, yang mengacu pada berbagai komponen lingkungan, diantaranya; segi hidrologi, biologi, zoologi, hingga aspek sosial dan ekonomi masyarakat  sekitarnya. Keseimbanagn ini idealnya tertuang dalam master plan pembangunan perumahan dalam bentuk penanganan berbagai masalah lingkungan seperti penanganan air bersih, air limbah, air hujan, sampah, tata ruang, fasilitas pertamanan dan akses udara bersih.

Penanganan Air
Penanganan air bersih di perumahan ramah lingkungan sebaiknya dilakukan secara mandiri. Ini dilakukan demi penyelamatan air tanah karena pada penanganan air bersih secara mandiri, sumber air bersih berasal dari air permukaan yang diolah menjadi air bersih oleh suatu sistem unit pengolahan.
Dalam sistem pengolahan air bersih ini, unit pengolahan yang diperlukan biasanya mencakup unit penyaringan, pengolahan kimiawi, dan biologi. Kelengkapan unit ini tentu bergantung pada kualitas dan kuantitas sumber air yang diolah.
Untuk menjaga kesimbangan alam, pada sistem ini harus dilihat debit air yang diambil, apakah sesuai dengan perhitungan hidrologis yang berpengaruh pada kontinuitas air permukaan tersebut. Selain itu, perlu ada penanganan lumpur sisa pengolahan sehingga tidak menjadi limbah yang dapat merusak lingkungan.
Sedangkan untuk penanganan air limbah, beberapa perumahan telah memiliki sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sendiri. Dengan sistem ini maka pengolahan limbah dilakukan secara terpusat. Hal ini dapat mengurangi risiko tercemarnya air tanah dan air permukaan oleh limbah domestik, dibandingkan apabila limbah ditangani secara konvensional.
Jika secara tradisional limbah manusia ditampung dalam septic tank yang berisiko mencemari air tanah, sedangkan limbah sisa detergen, air kotor yang dibuang melalui saluran air, berpotensi mencemari badan air secara akumulatif. Dampaknya sangat luas bagi ekosistem air dan kualitas air permukaan.
Sementara untuk air hujan, penanganan terbaik adalah dengan peresapan langsung ke dalam tanah, baik dengan sistem biopori (sumur resapan),maupun dengan sistem paving (corn block) pada jalan. Fasilitas jalan ini memungkinkan air bisa langsung meresap ke tanah. Biopori dan corn block ini menjadi ciri khas perumahan yang concern terhadap lingkungan. Pengelolalan air hujan juga bertujuan untuk menghindari luapan air hujan yang berlebihan.
Penanganan Sampah
Penting untuk mensosialisasikan pemisahan antara sampah organik dengan sampah non organik. Sampah jenis organik dapat diolah menjadi kompos, sementara sampah non organik dapat dikumpulkan di sanitary landfill untuk pemisahan lebih lanjut demi kepentingan proses daur ulang. Ini dimaksudkan agar limbah sampah tidak mencemari air tanah dan air permukaan.
Fasilitas tempat sampah umum dengan pemisahan jenis sampah organik dan non organik mutlak diperlukan. Sampah-sampah dari setiap rumah tangga yang ditampung di fasilitas tempat sampah harus diangkut setiap hari dan langsung menuju ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Tata Ruang dan Pertamanan
Tata ruang yang berwawasan lingkungan adalah tata ruang yang banyak menyisakan area hijau dengan pepohonan alami atau asli dari kawasan itu. Semakin banyak pepohonan hijau akan semakin baik. Selain itu pembangunan sebaiknya mengikuti kontur lahan, sehingga aliran air tidak terganggu. Saat ini, dengan kemampuan arsitek dan teknik sipil yang memadai, daerah perbukitan atau tanah curam pun dapat dijadikan lahan perumahan, tanpa perlu meratakannya.
Sedangkan pertamanan, kebanyakan lebih dipandang nilai keindahan daripada fungsinya sebagi penahan limpasan dan peresap air hujan. Apalagi jika lebih banyak rerumputan dari pada pepohonannya. Hal yang sangat perlu diperhatikan dalam merawat taman adalah meminimalisir penggunaan pestisida, atau bila memungkinkan hindari penggunaan pestisida sama sekali.
Akses Udara Bersih
Akses transportasi yang mudah dan lancar ke perumahan memberi pengaruh terhadap kualitas udara diperumahan tersebut. Hal ini terjadi karena daerah yang macet dan padat dengan kendaraan akan menghasilkan emisi gas buang yang lebih besar pula. Selain itu, perumahan dekat dengan daerah industri juga rawan akan pencemaran udara. Oleh karena itu, lokasi juga menentukan apakah suatu perumahan layak disebut berwawasan lingkungan atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar